Rumah: Jangan Menjadi Mesin Pembunuh Bakat Anak
Perhatikan aktivitas dan perilaku harian anak anda, baik yang berusia dini, maupun remaja. Tentu ada aktivitas-aktivitas tertentu yang mereka sukai. Rasa suka anak terhadap sebuah aktivitas sangat penting diketahui orangtua sebab dari sanalah bakat anak berasal. Sementara itu, rasa suka terhadap sebuah aktivitas itu sendiri sebenarnya berasal dari keinginan otaknya untuk mengetahui sesuatu. Ketika sesuatu itu sudah diketahui oleh anak, dia akan melakukan berulang-ulang karena sudah menyukainya. Sebaliknya, jika tidak dilakukan berulang-ulang, aktivitas itu termasuk tak disukai anak.
Perhatikan diagram berikut :
Dari diagram tersebut, bisa diamati bahwa bakat akan muncul jika dia menyukai sebuah aktivitas. Namun, bisa jadi itu hanya KEMUNGKINAN BAKAT, sebab tidak semua aktivitas yang disukai anak adalah bakatnya. Mungkin saja, dia hanya mengikuti temannya, lalu hanya dalam beberapa saat dia meninggalkan aktivitas tersebut.
Rasa suka anak terhadap sebuah aktivitas harus dipupuk. Ibarat tunas, rasa suka itu dapat tumbuh banyak sekali. Itulah bakat anak. Sayangnya, banyak orangtua yang mencabut tunas-tunas itu dengan berbagai alasan.
Ketika membelikan sebuah piano mainan untuk si kecil, anda pasti masih terkenang betapa senangnya dia: mau tidur, main piano dulu; mau mandi, main piano dulu. Apakah kelak dia akan menjadi pianis? Belum tentu. Yang terpenting, biarkan rasa suka anak anda terhadap aktivitas tertentu tumbuh subur, ibarat jamur dimusim hujan atau tunas-tunas yang tumbuh diatas tanah. Biarkanlah tumbuh sebanyak-banyaknya dan jangan pernah dicabut sebab beberapa tunas itu ibarat bakat-bakat anak kita. Bisa dikatakan bahwa bakat anak tidak hanya satu tapi banyak.
Sumber : Buku Orangtuanya Manusia karya Munif Chatib
Gambar : freepik.com